Prospek Cuan Tinggi, Picu Saham Teknologi Melambung
Pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia terus mengalami perubahan, meski demikian dari 11 indek sektoral ternyata, saham teknologi terus menguat bahka mengalami kenaikan yang sangat signifikan mencapai 12,44 persen.
Indeks sektor teknologi merupakan salah satu bidang yang mengalami pertumbuhan, karena adanya pengelompokan sektor baru yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia, yang berlaku sejak 25 Januari 2021 lalu.
Sejak awal tahun BEI telah menggelontorkan aturan terbaru dengan memperkenalkan IDX Industrial Classification (IDX-IC). Sementara itu, PT DCI Indonesia Tbk merupakan perusahaan perdana yang mempunyai kapitalisasi pasar teratas.
Saham DCII perlahan terus merambat naik hingga 19,95 persen menjadi harga Rp 23.750 per saham. Sedangkan kenaikan itu tidak bisa lepas dari adanya investasi yang dilakukan oleh Anthoni Salim ke perusahaan tersebut pada akhir Mei kemarin.
Dari keterbukaan informasi, Anthoni Salim telah memborong 192, 74 juta saham DCI Indonesia dengan harga per lembar saham Rp 5.277. Dengan pembelian tersebut, kini Anthoni Salim telah mempunyai 265,03 juta saham atau setara dengan 11,12 persen saham perusahaan teknologi tersebut.
Pembelian investasi saham teknologi DCII ini dilakukan Anthoni Salim dengan membeli saham pemilik lama DCII, beberapa diantaranya adalah Djarot Subiantoro yang menjual 18,66 juta unit saham, kemudian ada nama Marina Budiman yang menjual 89,58 juta unit, dan ada juga atas nama Han Arming Hanafia sebanyak 56,18 juta unit saham.
Meski demikian meroketnya nilai saham teknologi perusahaan DCI Indonesia bukan saja disebabkan karena diborong oleh Anthoni Salim, tetapi telah melantainya di BEI sejak 6 Januari 2021 lalu. Tak tanggung-tanggung saat perdana melantai harga sahamnya hanya Rp 525, sederhananya saham mengalami kenaikan mencapai 4.423 persen.
Investasi saham teknologi pada emiten lainnya pun tergolon menguat secara signifikan dialami oleh PT. Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS). Ketika itu pada perdagangan sesi pertama kali naik 24,64 persen dengan harga saham mencapai Rp 860 per lembar.
Pertumbuhan positif saham teknologi bukan hanya terjadi pada minggu ini, tetapi pertumbuhan telah dimulai sejak awal tahun yang telah mencapai kenaikan hingga 467, 57 persen. Tak dapat disangkal awal tahun 2021 rata-rata harga saham teknologi mengalami kenaikan.
Sebut saja, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang terus mengalami kenaikan hingga 530,43 persen secara menyeluruh terkumpul menjadi 1.450 per saham. Ada juga PT NFC Indonesia terbuka (NFCX) yang trus melambung. Jika di kumulatif sejak awal tahun telah mencapai 163,04 persen dengan menjadi RP 6.050 per saham.
Emiten saham teknologi selanjutnya adalah PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang mengalami kemajuan yang sangat tinggi. Sejak awal tahun, perusahaan tersebut telah mengalami kenaikan hingga 138,73 persen menjadi Rp1.695 per saham.
Kenaikan yang dialami bukan saja pada perusahaan yang bergerak disektor teknologi, bahkan saham yang fokus bisnis bukan pada teknologi namun masih memiliki keterkaitan dengan pendukung teknologi juga mengalami fenomena kenaikan.
Contoh PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang pada awal tahun terus mengalami peningkatan mencapai 936,7 persen menjadi Rp 1.130 per saham. Peningkatan saham gerai Hypermart juga dipengaruhi oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek yang telah masuk MPPA.
Sekarang ini Gojek menjadi perusahaan yang terkait dengan bisnis teknologi.Gojek juga telah membeli 4,76% saham dari Multipolar. Tetapi Gojek secara tidak langsung masuk ke dalam Hypermart, tetapi via PT Pradipa Darpa Bangsa.
Saham teknologi lainnya adalah PT Bank Jago Tbk, dimana sejak awal tahun terus mengalami pergerakan positif hingga mencapai 232,22 persen menjadi Rp 11.875 per saham. Meski demikian, kenaikan signifikan ini juga dipengaruhi dengan masuknya Jerry Ng dan Patrick Walujo yang menanamkan uangnya pada Bank Jago.
Sekedar informasi Bank Jago merupakan perusahaan yang kedepannya menjadi bank digital. Meski peraturannya terus dimatangkan oleh OJK, tetapi Bank Jago terus melakukan bisnisnya sebagai bank digital dengan meluncurkan aplikasi Bank Jago.
Dari data yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan bahwa saham-saham teknologi memiliki prospek bisnis yang tumbuh dengan positif dari penglihatan semakin canggihnya teknologi digital sekarang ini.
Faktor masyarakat yang mulai melek teknologi membuat pengguna aplikasi teknologi informasi berkembang pesat. Apalagi dengan dampak pandemic covid 19 yang membatasi kegiatan sosial masyarakat.