BISNIS

Ingin Jadi Raja Baterai Dunia, RI Dianggap Ancaman

Perkembangan teknologi  yang membutuhkan energi yang lebih ramah lingkungan mulai berubah dari sumber daya minyak ke arah listrik dengan menggunakan baterai. Kali ini pemerintah serius ingin menjadi raja baterai dunia.

Cita-cita untuk menjadi negara yang menguasai pasar baterai memang suatu langkah yang tepat. karena kedepannya semua industri otomotif akan memproduksi kendaraan listrik. Karena itulah komponen baterai menjadi faktor yang sangat penting dan vital.

Cita-cita menjadi rajabaterai dunia ini dibuktikan dengan pembentukan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri baterai yang telah terintegrasi dari huli hingga hilir yang bernama Indoensia Battery Corporation (IBC).

Dengan potensi pasar energi dimasa depan yang sangat besar. Hal ini tentunya membuat banyak negara merasa terancam dengan proyek nasional tersebut. Tidak heran karena Indonesia memiliki cadangan nikel tertinggi didunia, sebagai bahan baku baterai.

Cita-cita Indonesia menjadi raja baterai dunia tentu menjadi ancaman bagi konsumen nikel di dunia, hal ini diungkapkan oleh Steven Brown selaku praktisi industri nikel. Ia menjelaskan agar bisa beralih energi listrik maka diperlukan baterai yang mencapai kebutuhannya sekitar 1 juta ton logam nikel pada 2030.

Sementara ini, produksi nikel tidak mengalami masalah dan terus berkembang dalam beberapa tahun belakangan. Sesuai dengan permintaan, pasar sehingga nikel tidak mengalami kekurangan pasokan bahkan dapat dikatakan menjadi surplus, hal inilah yang menjadi langkah positif jika Indonsia ingin jadi raja baterai dunia.

Meski demikian, surplus produksi nikel ternyata terjadi hanya di Indonesia. sedangkan produksi luar negeri terus mengalami penurunan. Hal ini tentu menjadi lampu hijau bagi Indonesia tapi tentunya menjadi lampu merah atau ancaman bagi industri nikel di dunia.

Tapi peningkatan produksi nikel di Indonesia terjadi untuk nikel kelas dua seperti feronikel dan nickel pig iron (NPI) yang banyak digunakan untuk bahan baku stainless steel. Sedangkan nikel kelas satu masih stabil tidak ada pertumbuhan. Nikel kelas satu ini yang digunakan untuk industri baterai karena mengandung sulfat.

Ingin jadi  Raja Baterai Dunia, RI Dianggap Ancaman

Sementara itu, cita-cita menjadi raja batarai dunia mulai diimplementasikan dengan pembangunan  beberapa proyek pengolahan nikel atau smelter kelas satu untuk baterai telah diumumkan dan semuanya wajib berada di Indonesia. Diprediksi dua pertiganya akan berada di Indonesia dan terbangun lebih dahulu

Proyek announced hampir semuanya berada di Indonesia, proyek pipeline juga dua pertiganya berada di Indonesia yang dibangun terlebih dahulu. Sedangkan yang non Indonesia masih sangat jauh tahapnya, mereka baru memasuki tahap kontruksi.

Tak hanya itu, Brown juga mengatakan proyek yang dilakukan di Indonesia tentu lebih efisien, hal tersebut karena menyedot biaya modal yang lebih rendah dan jadwal konstruksi yang lebih cepat sehingga akan memintas waktu yang dibutuhkan untuk menjadi raja baterai dunia.

Meski demikian, isu yang terus dihembuskan di Indonesia adalah isu environmental dan social government. Indonesia memiliki resiko lebih tinggi pada environmental dan social government dibandingkan dengan proyek di luar negeri.

Bangsa Indonesia tidak boleh untuk mengusai pasar nikel, karena bakal menjadi raja baterai dunia, sekaligus sebagai pemegang kunci idustri energi listrik dimasa depan. Sumber daya alam nikel yang melimpah sudah sepatutnya dikelola menjadi barang siap pakai, sehingga memberikan keuntungan yang besar bagi negara.

gus miko

simpel and woles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button