India Larang Konten Negatif, Hukuman Maksimal 5 Tahun!
Larangan Judi Online di India: Langkah untuk Melindungi Masyarakat
Parlemen India baru saja mengesahkan undang-undang yang melarang semua bentuk permainan judi online atau permainan berbasis uang. Aturan ini telah disahkan oleh kedua majelis parlemen dan mendapatkan persetujuan dari presiden. Larangan ini mencakup berbagai platform populer, mulai dari permainan kartu seperti poker hingga olahraga fantasi dan platform taruhan lainnya. Pemerintah India juga menetapkan sanksi pidana yang berat, di mana penyelenggara, promotor, dan penyandang dana aktivitas ini dapat menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.
Dampak Negatif Judi Online
Pemerintah menyatakan bahwa undang-undang ini dirancang untuk mengatasi dampak negatif judi online yang semakin meluas di masyarakat. Larangan ini diharapkan dapat mengekang kecanduan, kehancuran finansial, dan tekanan sosial yang disebabkan oleh platform game predator. Menurut data pemerintah India, sekitar 450 juta orang di negara itu kehilangan uang dengan total kerugian tahunan mencapai 2,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp37,3 triliun. Selain kerugian finansial, penyebaran platform judi yang cepat juga telah menyebabkan tekanan mental hingga kasus bunuh diri.
Menteri Elektronik dan Teknologi Informasi India, Ashwini Vaishnaw, menilai fenomena ini telah menjadi ancaman serius bagi publik. “Permainan uang online telah menjadi risiko kesehatan masyarakat. Masalah seperti gangguan psikologis, perilaku kompulsif, dan perilaku kekerasan muncul darinya. Banyak keluarga hancur karenanya,” ujar Vaishnaw.
Lebih jauh, pemerintah menemukan adanya kaitan antara aktivitas judi online dengan kejahatan serius lainnya. Praktik ini dilaporkan telah digunakan untuk penipuan, pencucian uang, dan bahkan sebagai sumber pendanaan kegiatan terorisme.
Pengecualian untuk Industri E-Sports
Meskipun melarang perjudian, undang-undang baru ini memberikan pengecualian untuk beberapa kategori game. Perkembangan industri e-sports, game sosial, dan edukasi online akan terus didukung karena dianggap konstruktif. Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan pemerintahannya berkomitmen dalam mengembangkan industri game yang sehat.
“RUU ini akan mendorong e-sports dan game sosial online. Pada saat yang sama, ini akan menyelamatkan masyarakat kita dari efek berbahaya permainan uang online,” tutur PM Modi. Pemerintah juga memastikan dukungannya untuk sektor animasi, efek visual, game, dan komik akan terus berlanjut. Berbagai inisiatif seperti pusat keunggulan di bawah Software Technology Parks of India akan terus berjalan untuk mendorong inovasi.
Respons Industri Game Online di India
Larangan ini dikecam oleh beberapa pelaku industri game online di India. Mereka memperingatkan bahwa larangan total tersebut dapat menghilangkan lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan menyebabkan penutupan sekitar 400 perusahaan. Menyusul pengesahan RUU, beberapa platform game besar telah menghentikan operasinya. Perusahaan seperti WinZO dan PokerBaazi telah menangguhkan layanan permainan berbasis uang mereka.
Situasi ini juga menimbulkan ketidakpastian mengenai nasib sponsor utama tim kriket nasional India, Dream11. Platform olahraga fantasi terbesar di negara itu telah menonaktifkan permainan dan kontes berbayarnya, padahal logo mereka terpampang di seragam tim nasional. Dewan Kontrol Kriket di India (BCCI) menyatakan akan menunggu dan mematuhi arahan pemerintah terkait masalah sponsor ini.
“Jika itu tidak diizinkan, kami tidak akan melakukan apa pun. BCCI akan mengikuti setiap kebijakan negara yang dirumuskan oleh pemerintah pusat,” kata Sekretaris BCCI Devajit Saikia.