Harga Bitcoin Rontok, Tahan Atau Jual?
Harga bitcoin rontok merupakan fenomena yang terjadi pada awal tahun 2022 ini. Sehingga banyak orang yang berpikir untuk menjual atau menahannya sambil berharap bitcoin akan perkasa.
Dilansir dari Coinmarketcap, harga bitcoin rontok cukup tajam mencapai 9,34 persen dalam waktu satu minggu ke level US$ 42,148 atau sekitar Rp 602 juta dengan asumsi kurs Rp 14.200. Hal ini pun tidak dipungkuri oleh investor.
Bahkan saat ini banyak investor yang kebingungan apakah harus menjual atau menahan bitcoin yang dimilikinya. Mereka juga tengah menganalisis periode kedepan apakah harga bitcoin terus rontok atau akan menunjukan peningkatan.
Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan anjloknya harga bitcoin salah satunya disebabkan oleh wacana kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat pada Maret 2022 mendatang.
Meski demikian, ia juga beranggapan bitcoin akan tetap fluktuatif dengan kecenderungan melemah hingga Maret atau ketika bank sentral memberikan kepastian kenaikan suku bunga tersebut, bahkan ia beranggapan momen ini kesempatan bagi investor untuk mengoleksi bitcoin dengan harga rendah.
Menurutnya masih ada dua bulan untuk para investor atau pemula yang ingin membeli bitcoin dengan harga murah. Bahkan ia juga menganalisa pada bulan Maret mendatang kripto akan mengalami level terendahnya, dan saat itulah investor melakukan pembelian.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan bagi investor yang telah memiliki bitcoin, maka sebaiknya menahannya atau tidak dijual dulu, karena ada kemungkinan setelah bulan Maret maka kripto akan bangkit kembali.
Bahkan dari informasi yang berada, harga bitcoin rontok ini tidak dialami sendiri, bahkan mata uang kripto lainnya, seperti ethereum juga mengalami penurunan hingga 17,24 persen, BNB turun 14,73 persen, dan Solana mencapai 18,65 persen.
Baca Juga : https://kontenstore.com/investasi/cara-beli-idm-alias-kripto-indonesia-di-coinstore/