Laba bersih periode berjalan PT Pelita Samudera Shipping, Tbk (PSSI) tercatat US$ 15,4 juta. Faktor meningkatnya permintaan angkutan batubara turut mendongkrak kinerja perusahaan.
Berlanjutnya pemulihan ekonomi global, menyebabkan permintaan yang kuat di kuartal III tahun 2021 untuk layanan logistik. Segmen kapal tunda dan tongkang menyumbang laba tertinggi dengan jumlah US$ 26,8 juta. Penyumbang laba tertinggi kedua ada pada segmen fasilitas muatan angkutan apung, sebesar US$ 25 juta. Kapal curah besar memiliki kontribusi penyumbang laba tertinggi ketiga sebesar US$ 23,5 juta.
“Berlanjutnya pemulihan ekonomi global, menyebabkan kuatnya permintaan layanan logistik. Dalam situasi tersebut, perseroan dapat menunjukkan kinerja keuangan yang luar biasa dengan semua segmen usaha menghasilkan pendapatan melebihi tahun sebelumnya,” kata Direktur Utama PT PSSI Iriawan Alex Ibarat, dikutip dari Beritasatu.com, Jumat (29/10).
PSSI juga terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor pengangkutan non batubara. Nikel dan bauksit termasuk ekspansi luas ke dunia internasional.
“Tingginya permintaan batu bara di pasar internasional termasuk Tiongkok dan pasar domestik, meningkatkan permintaan sewa berjangka kapal kapal PSS untuk angkutan batu bara. Situasi ekonomi global akibat pandemi memacu perseroan lebih adaptif dan tidak bertumpu pada pengangkutan batu bara,” kata Direktur Utama PT PSSI Iriawan Alex Ibarat, seperti dilansir dari beritasatu.com, Jumat (29/10).
Laba bersih periode berjalan tercatat US$ 15,4 juta, naik signifikan 193 %. Atau US$ 10,1 juta dari US$ 5,2 juta pada periode yang sama tahun 2020. Ekuitas perseroan hingga kuartal III 2021 sudah tercatat US$ 106,7 juta, atau lebih tinggi 13% dari jumlah ekuitas pada 31 Desember 2020.
Kenaikan laba bersih pada kuartal III 2021 terus mengerek Return of Equity (ROE) ke level 14,4%. Return of Invested Capital (ROIC) menjadi 11,97 % serta Return of Asset (ROA) 10,62 %.
Kas, setara kas dan aset perseroan tercatat US$ 11,7 juta, berkurang 37% atau US$ 6,8 juta dari periode yang sama 2020. Selain digunakan untuk aktivitas operasi, sebagian lainnya digunakan untuk pembayaran pinjaman bank sebesar US$ 15,9 juta. Serta pembayaran untuk pembelian 2 tugboat, pemeliharaan dan perbaikan aset sebesar US$ 7,3 juta.
Hingga 30 September 2021, total aset perseroan tercatat US$ 145,2 juta. Penyusutan hanya 1% dari posisi aset pada 31 Desember 2020. Nilai tersebut jauh diatas total liabilitas perseroan, yakni sebesar US$ 38,4 juta.
Direktur utama PT Pelita Samudera Shipping Iriawan Alex Ibarat, mengatakan memasuki tahun 2021, pendapatan perseroan masih akan cukup stabil pada kuartal keempat. Permintaan akan angkutan batubara diprediksi masih akan tetap tinggi.
“Mengingat masih tingginya permintaan pengangkutan batubara untuk domestik dan internasional, dan karena itu utilisasi kapal-kapal perseroan masih akan tinggi. Kami akan berupaya hingga akhir 2021 ini untuk memberikan pengembalian investasi yang lebih baik untuk pemegang saham, dan fokus pada profitabilitas,” jelas dia, dikutip dari Bisnis.com, Jumat (29/10).
Sejak 2019, Pelita Samudera Shipping telah melakukan diversifikasi diluar batu bara.”Untuk 2021, Perseroan menargetkan 30% pendapatan dari sektor non-batubara dan akan terus ditingkatkan. Saat ini kami terus mengembangkan portofolio diversifikasi kami,” jelas Iriawan.
Sebelumnya, PT Pelita Samudera Shipping menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 20 Oktober 2021. Agenda rapat ialah meminta persetujuan para pemegang saham terkait pemisahan segmen usaha pengangkutan kapal cargo curah dari perseroan ke entitas anak.
Melansir Bisnis.com, Jumat (29/10), pemisahan atau spin-off ini telah dikaji dan diproses dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan yang berlaku. Dengan pemisahan ini, diharapkan pengembangan dan pengelolaan aset dapat lebih intensif dan lebih optimal.
Proses pemindahan ini dilakukan dengan memindahkan enam unit kapal kargo curah besar milik perseroan berikut persediaan dan pinjaman. Terkait ke pemisahan entitas anak yang akan didirikan, dimana kepemilikan saham perseroan dalam entitas anak tersebut sebesar 99%.
“Tidak menutup kemungkinan, entitas anak akan menawarkan sahamnya kepada masyarakat melalui Penawaran Umum apabila kajian menyatakan siap,” tutupnya.
Baca juga : Krisis energi dunia, harga batubara melambung