Industri

Krisis Energi Landa Dunia, Harga Batubara Melambung

Saat ini dunia tengah menghadapi krisis energi. Bukan saja di Eropa tetapi Singapura pun mulai terdampak krisis energi sehingga harga batubara langsung meroket.

Krisis energi dunia memang memiliki dampak positif dan negatif bagi Indonesia. Meski kita akan diuntungkan dengan kenaikan harga batubara, tetapi krisis energi yang telah mencapai Singapura harus di waspadai dengan cermat.

Krisis energi yang dialami oleh negara tetangga Singapura ini ditandai dengan penyedia listrik swasta yang kolaps akibat meroketnya harga energi global, dimana batubara masuk dalam bagiannya. iSwitch sebagai perusahaan penyedia listrik independen terbesar di negeri tersebut mulai meninggalkan pasar.

iSwitch Energy sebagai pengecer listrik swasta terbesar di Singapura telah memutuskan pada 11 November mendatang menghentikan penjualan akibat kenaikan harga energi global. Sementara 3 perusahaan yang lain seperti Diamond Electric, Best Electricity Suplly, dan Ohm Energi telah menghentikan pelanggan baru dan menyerahkan kontrak jangka panjang ke perusahaan lain.

Dari informasi yang beredar dari 12 penyedia listrik swasta kini tinggal 8 perusahaan akibat hantaman harga energi yang meroket. Bahkan sekarang pemerintah Singapura terus berusaha mencari pasokan LNG untuk meningkatkan persedian gas dalam negeri.

Harga LNG dipasar spot asia pun terus merangkak naik hingga 500 persen sejak tahun lalu menjadi lebih dari US$ 30 per juta Britisht thermal unit (MMBTU). Harga mintak juga naik pada level tinggi sejak beberapa tahun belakangan.

Begitu juga dengan harga batu bara yang terus melambung secara signifikan selama satu tahun. Berdasarkan harga acuan ICE Newscastle kontrak Oktober 2021 menembus US$ 240 per ton terkoreksi (-2,40 %) tetapi beberapa pekan kemudian meningkat dengan puncaknya mencapai 276,77 persen sejak 15 Oktober 2020.

Sedangkan harga kontrak untuk bulan November 2021 terbukukan US$ 241,35/ ton tertekan (-4,89%) namun menguat kembali 6,91 persen dan terus meroket hingga 277, 40 Persen. Kuatnya harga batubara duani mengerek harga dalam negeri.

Untuk harga batu bara acuan (HB) menurut Kementerian ESDM pada periode Oktober 2021 mencapai 161, 63/ ton naik tajam pada Oktober 2020 yang masih diankat US$ 51/ton. Kenaikan hargabatubara ini diketahui dipengaruhi oleh permintaan global terutama China yang tengah mengalami krisis energi.

Krisis Energi Landa Dunia, Harga Batubara Melambung

Sebagai informasi, HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Beberapa faktor yang mempengaruhi meningkatkan HBA karena supply dan demand yang dipengaruhi oleh faktor cuaca, teknis tambang, kebijakan begara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Krisis Energi dan Dampak Ke RI

Meningkatkan harga batu bara tentu menjadi kabar baik bagi Indonesia dengan terjadinya krisis energi. Namun analisa terkait energi nasional tentu akan panjang, sehingga akan berdampak bagi Indonesia dengan terjadinya inflansi

Efek krisis energi yang melanda Eropa India, dan China membuat masalah ini menciptakan inflasi yang serius.

Contohnya  produksi pupuk, jika bahan bakarnya naik maka dampak kenaikan harga puput akan terus meningkat ditingkat petani.

Setiap kenaikan harga minyak mentah yang terlalu cepat akan memperbesar kemungkinan naiknya inflasi administered price atau inflasi karena harga yang diatur pemerintah seperti harga BBM, tarif listrik dan LPG.

Bahkan Bhima memprediksi inflasi tahun depan mencapi 4,5% yang disebabkan karena krisis energi. “Inflasi yang terlalu tinggi akan menimbulkan kontraksi pada pemulihan daya beli kelas menengah kebawah,” kata Bhima.

dibalik krisis energi dunia yang melanda tentu Indonesia sebagai penghasil batubara sangat senang dengan harga batu bara yang melambung. Namun keuntungan harga batubara yang melonjak juga berdampak kepada bangsa Indonesia.

karena masih banyaknya pembangkit listrik di Indonesia yang menggunakan batubara, tentu dengan kenaikan harga batubara akan menambah cost perusahaan penyedia listrik, sehingga bukan hal yang mustahil pemerintah akan menaikan harga listrik ke masyarakat.

jika hal tersebut terjadi maka kenaikan harga batubara di pasar dunia bukan saja membuat senang Indonesia sebagai penghasil batubara tetapi pemerintah juga wajib mencermati fenomena krisis energi, jangan sampai berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

gus miko

simpel and woles
Back to top button