BISNIS

Marketing Point Entikong, Dorong Ekspor di Perbatasan

Nota kesepahaman pembentukan pusat promosi ekspor berupa marketing point antara Kemendag dengan Gubernur Kalimantan Barat, ditandatangani pada Senin (29/11).

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi bersama Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji.

Pusat promosi ekspor nantinya akan berdiri di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Sangau, Kalimantan Barat. Pusat promosi tersebut nantinya akan menjadi marketing point.

“Penandatanganan ini merupakan landasan dasar dalam melaksanakan upaya peningkatan produk yang berasal dari Kalimantan Barat, khususnya melalui PLBN Entikong,” ujar Didi Sumedi seperti dilansir dari detik.com, Selasa (30/11).

Selain itu, menurut Didi penandatanganan tersebut sekaligus menjadi bentuk sinergi antar lembaga dibidang ekspor nasional. Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan bertugas mengkoordinasikan pembentukan pusat promosi. Selain itu, menyelenggarakan berbagai program peningkatan pangsa pasar produk nasional dan produk unggulan daerah.

Marketing Point pusat promosi ekspor didirikan di PLBN Entikong
Penandatangan MoU Pusat Promosi Ekspor di kawasan PLBN Entikong. Foto: Republika

Pemerintah provinsi Kalimantan Barat akan bertanggung jawab dalam menyediakan dukungan daerah bagi pelaksanaan pusat promosi ekspor tersebut.

Didi pun mengungkapkan marketing point yang dibentuk merupakan unit fasilitas pengembangan ekspor dikawasan perbatasan negara. Unit ini dibuat untuk meningkatkan ekspor produk unggulan daerah atau nasional ke negara tetangga, serta substitusi produk impor untuk masyarakat setempat.

Ia menambahkan, pada tahun 2021 ini Kemendag sudah membuka dua marketing point di perbatasan, yaitu di PLBN Entikong dan PLBN Motaain Nusa Tenggara Timur.

“Kami sangat mengapresiasi kerjasama dan dukungan yang luar biasa dari seluruh pihak, terutama Pemprov Kalimantan Barat, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) dan PLBN Entikong,” ungkap Didi.

Tujuan pendirian marketing point di Entikong tersebut, ialah mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan perbatasan provinsi Kalimantan Barat. Dan juga sebagai upaya meningkatkan pangsa pasar produk unggulan daerah ke negara tetangga.

“Sebagaimana arahan Menteri Perdagangan untuk terus melakukan berbagai upaya pengembangan ekspor. Harapan kami, berdirinya marketing point bisa memaksimalkan promosi produk Indonesia ke negara tetangga sehingga bisa meningkatkan perekonomian kawasan. Ke depan, diharapkan bisa memaksimalkan penetrasi pasar ke negara yang berbatasan langsung dengan kita,” ujar Didi.

Kemendag akan bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk kedepannya secara reguler membina kapasitas pelaku usaha, pengembangan produk, dan promosi ekspor.

kemendag buat marketing point entikong untuk dorong ekspor di perbatasan
Perwakilan Kemendag dan jajaran Pemprov Kalimantan Barat. Foto: detik.com

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyampaikan bahwa pihaknya mendukung dan mengapresiasi pengembangan daerah perbatasan. Menurutnya, kolaborasi antar instansi sangat diperlukan terutama dalam pengembangan produk-produk utama yang dibutuhkan masyarakat Malaysia.

“Pemerintah harus jeli melihat peluang pasar, terkait produk-produk yang diminati di Malaysia,” ungkap Sutarmidji.

Selain itu, sebagai wujud pembinaan kepada pelaku usaha, pada Selasa (30/11) akan diselenggarakan Forum Informasi Pasar Perwakilan Perdagangan di PLBN Entikong. Acara akan dihadiri oleh Atase Perdagangan Kuala Lumpur, Tenaga Ahli Bidang Standarisasi Produk Expert Center Surabaya, dan Tenaga Ahli Disain dari Indonesia Design Development Center Jakarta.

“Semoga pendirian ini dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha di wilayah perbatasan, dan mendorong pertumbuhan ekspor produk unggulan Kalimantan Barat. Serta menjadi percontohan dalam pengembangan kawasan perbatasan lainnya di seluruh Indonesia,” ujar Sutarmidji.

Baca juga: Biofuel Energy Lewati Target Mandatori

Sebagai informasi, pada periode Januari – September 2021, neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Barat mencatat surplus yang cukup tinggi. Tercatat sejumlah US$ 1,27 miliar, dengan pertumbuhan mencapai 3,51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Persoalan yang nantinya akan menjadi hambatan harus segera dituntaskan, supaya marketing point ini dapat menarik minat masyarakat sekitar perbatasan.

Seperti ketika kunjungan kerja Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattallitti, beliau menemukan sejumlah persoalan.

Di terminal barang internasional Entikong setidaknya ada persoalan krusial yang disampaikan kepada LaNyalla, yaitu mengenai listrik.

Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Barang Internasional Entikong, Tedy Sutanto menjelaskan jika listrik di tempat tersebut masih dipasok oleh Malaysia. Selain akses yang lebih cepat, biaya juga menjadi pertimbangan listrik masih dipasok oleh Malaysia.

Hal lain yang disampaikan oleh Tedy adalah sinyal telekomunikasi yang cukup lemah. Jika lampu padam, maka sinyal pun hilang.

Kepala PLBN Entikong, Victorius Dunand meminta kepada LaNyalla agar stok alat pemeriksaan Covid-19 lebih diperbanyak. Begitu juga dengan tempat Karantina yang masih terbatas.

Masalah lainnya adalah akses jalan penghubung dari Terminal Barang Internasional Entikong dan PLBN Entikong. Sebab, akses jalan sejauh 1,4 kilometer itu amat penting bagi penghubung kedua lembaga tersebut. Selama ini akses jalan masih melintasi jalan umum.

 

Back to top button