Omicron Menyerang, Bisnis Obat Di Masa Pandemi Pasti Cuan
Bisnis obat di masa pandemi merupakan sebuah peluang ditengah kesulitan ekonomi. Apalagi beberapa hari mendatang Indonesia tengah bersiap menghadapi serangan Omicron.
Omicron sebagai varian baru dari virus Corona 19 telah menyebar diseluruh dunia. Tetapi di Indonesia baru memasuki tahap transisi menuju pandemi, bahkan di prediksi Indonesia akan mendapatkan serangan Omicron secara masih dalam awal bulan Maret hingga April mendatang.
Dilansir dari beritasatu, terdapat data Omicron di Indonesia telah mencapai 13,37 persen dari total kasus Covid 19 baru. Bahkan angka tersebut setiap harinya terus meningkat. Sejak di umumkan Omicron masuk Indonesia pada 16 Desember 2021 lalu.
Dimana awal ditemukan telah terdeteksi 748 kasus baru. Sehingga selama satu bulan ini telah melonjak mencapai 13,37 persen atau meningkat menjadi 5.593 kasus Covid 19.
Berdasarkan data 24 Januari 2022, penularan Omicron di Indonesia kini telah mencapai 1.626. dari jumlah tersebut, sebanyak 1.019 adalah Pelaku PerjalananLuar Negeri, transmisi lokal sebanyak 369 dan 238 masih dalam tahap penelitian.
Data Penjualan Obat Tahun 2021
Dampak dari pandemi telah memukul sektor ekonomi dunia, tetapi dalam bidang kesehatan dan obat-obatan memperlihatkan angka yang sebaliknya. Lini bisnis ini terus meningkat. Sehingga bisnis obat di masa pandemi pasti akan menguntungkan.
Dilansir dari lokal data, angka penjualan obat terus meningkat. Dari data yang ada Kalbe Farma memimpin dari Sidomuncul dan Indofarma. Angka penjualan tahun 2020 memperlihatkan ketiga perusahaan merangkak naik dibanding tahun 2019 silam.
Bahkan pada penjualan quartal pertama 2021 angka tersebut naik dibandingkan dengan waktu yang sama. Kalbe Farma sebagai industri farmasi terbesar di Indonesia memimpin dengan membukukn penjualan Rp 0,89 triliun menjadi Rp.0,93 triliun.
Sedangkan posisi kedua ditempati oleh Sidomuncul yang berhasil naik dari Rp 0.5 triliun menjadi 0,51 triliun. Sementara Indofarma naik dari 0,13 triliun menjadi Rp. 0,20 triliun.
sehingga menjadikan bisnis obat dimasa pandemi akan terus berkembang karena kebutuhan masyarakat.
baca juga :
Kebutuhan Obat Meningkat Selama Pandemi
Dari data yang ada maka dapt disimpulkan bahwa kebutuhan akan obat, vitamin dan supleman terus meningkat pada masa pandemi Covid 19 di Indonesia. bahkan Menteri Kesehatan, Budi Gunawan mengatakan permintaan obat meningkat 12 kali.
Sehingga apotek dan toko obat menjadi sektor kritikal yang sering dicari masyrakat. Interaksi masyarakat yang dibatasi membentuk pola belanja secara digital kepada masyarakat hingga sekarang ini.
Dari data BPS (Badan Pusat Statistik), industri kimia, farmasi dan obat tradisional pada kuartal III tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,69 persen dibanding waktu yang sama pada tahun 2020 lalu.
Sedangkan berdasarkan data yang dikeluarkan oleh MTPconnect & Asialink Business, layanan keseharan digital akan mencapai 973 juta dollar pada tahun 2022.
Dari data yang dijabarkan diatas maka bisnis obat di masa pandemi terus meningkat dan mampu memberikan keuntungan yang besar, hal ini tentu tak lepas dari pola pikir masyarakat sekarang ini yang lebih memperhatikan kesehatan.
Sehingga tak salah jika membuka usaha dibidang kesehatan dan obat-obatan menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Tingginya orang yang terinfeksi Omicron tentu akan dibarengi masyarakat untuk berbelanja obat, vitamin dan suplemen guna melakukan pencegahan.
Dalam penyedian obat berkualitas kepada masyarakat, industri farmasi menyalurkan produknya menggunakna distributor atau disebut Pedagang Besar Farmasa (PBF). Mereka memiliki kewenangan untuk menyalurkan ke PBF cabang dan fasilitas farmasi seperti, apotek, RS, Puskesmas, klinik, hingga toko obat.
Mereka yang teribat dalam bisnis obat di masa pandemi harus menerapkan menerapkan prinsip kehati-hatia dengan mematuhi prinsip CDOB (cara Distribusi Obat yang Baik). Cara ini untuk menjamin mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunanya.
Bahkan tugas mereka juga untuk membatasi peredaran obat palsu yang dapat merugikan dan menimbulkan resiko korban jiwa akibat barang palsu.
Cara Membuka Apotek atau Toko Obat Dengan Cepat
Setelah kamu mengetahui data terkait kebutuhan obat yang diakibatkan penyebaran virus Covid 19 atau Omicron sebagai varianya maka bisnis obat di masa pandemi dapat dipastikan memberikan keuntungan.
Jika kamu sedang mencari peluang bisnis, maka bisnis obat di masa pandemi adalah pilihan yang tepat dengan membuka apotek atau toko obat. Lantas bagaimana cara membuka toko obat atau apotek?
Untuk memulainya kamu bisa mempertimbangkan modal yang kamu miliki. Kamu bisa memulai bisnis obat di masa pandemi dengan modal kecil dengan membuka toko obat kecil-kecilan. Jika belum bisa menyewa ruko kamu cukup menyewa kios juga sudah cukup.
Besar atau kecilnya toko obat kamu jangan dijadikan masalah. Pasalnya hal yang paling penting bisnis obat di masa pandemi ini adalah kamu memahami obat, vitamin, suplemen apa yang dibutuhkan masyarakat untuk mencegah Omicron.
Sementara itu, faktor persaingan dalam bisnis toko obat dan apotek juga kecil dibandingkan dengan usaha lainya. Hal ini karena jumlah apotek sedikit dibandingkan dengan masyarakat yang membutuhkan obat.
Cara memulai bisnis obat di masa pandemi bisa bergabung dengan toko obat atau apotek klain yag mencari reseler atau toko cabang lainnya dengan sistem franchise, atau kamu bisa membuka langsung dengan brand kamu sendiri.
Lantas pengurusan ijin mendirikan apotek merupakan langkah penting untuk memulai bisnis obat di masa pandemi dengan mempersiapkan berkas adminstrasi yang dibutuhkan, seperti :
- Fotocopy dari Surat Izin Kerja atau SIK, melampirkan SK penempatan dari Apoteker non PNS.
- Fotocopy KTP dari Apoteker.
- Untuk asisten Apoteker harus melampirkan berkas berikut
Fotocopy KTP.
Fotocopy SIK dari asisten Apoteker.
- Rekomendasi yang berasal dari ISFI atau Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.
- Surat izin yang berasal dari atasan untuk pemohon PNS/TNI/instansi lainnya.
- Surat perjanjian berupa kerjasama dari Apoteker serta pemilik dari sarana Apoteker.
- Surat pernyataan pemilik sarana Apoteker PSA bahwa tidak pernah sebelum melanggar undang-undang pada bidang farmasi.
- Denah dari bangunan Apotek serta denah dari situasi Apotek dengan Apotek lainnya.
- Daftar rincian dari alat perlengkapan yang ada di Apotek.
- Fotocopy dari surat sertifikat tanah yang bisa berupa hak milik, sewa atau juga kontrak.
Langkah selanutnya seluruh data yang ada maka kamu dapat mengurusnya dengan prosedur:
- Permohonan izin yang berasal dari Apoteker diajukan pada kepala Dinkes di Kabupaten/Kota.
- Mengisi formulir
- Tim Dinkes akan melihat persyaratan administrasi dan meninjau.
- Kepala Dinkes akan menandatangani surat izin.
- Setelah ditandatangani, maka surat izin sudah bisa dimiliki.
baca juga :
Nah jika semua berkas tersebut dimasukan dan hingga memiliki surat ijin. Jika kamu merasa berat untuk mengurus itu perijinan, maka kamu juga bisa menggunaka biro jasa yang khusus mengurus pendirian apotek atau toko obat.
Jika ijin telah didapatkan maka kamu tinggal menerapkan strategi promosi apa yang tepat agar toko obat atau apotek kamu dikenal. Salah satunya adalah dengan menjalin hubungan dengan para dokter. Karena dokter bisa merekomendasikan apotek yang telah bekerjasama dengannya.
Selamat mencoba, dan sukses selalu dalam merintis bisnis obat di masa pandemi sekarang ini!