Dimethyl Ether (DME) Calon Pengganti Elpiji
Penggantian konsumsi penggunaan liquified petroleum gas (LPG) ditargetkan pemerintah pada tahun 2025. Penggunaan LPG akan diganti dengan dimethyl ether (DME).
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ketika rapat dengar pendapat dengan komisi VII DPR RI, Senin (23/11). Menurut Arifin, konversi LPG (elpiji-red)menjadi DME ini sudah sukses diterapkan di China.
Saat ini Kementerian ESDM sudah melakukan percobaan agar DME bisa dipakai seperti elpiji pada tabung 3 kilogram. Proyek DME juga ditargetkan sudah mulai beroperasi dan dapat direalisasikan antara 2024-2025 dengan produksi sekitar 2,8-3 juta ton.
Dimethyl ether adalah hasil olahan atau pemrosesan sedemikian rupa dari batubara berkalori rendah. Memiliki sifat layaknya LPG meski panas yang dihasilkan sedikit lebih rendah dari LPG.
Tujuan proyek ini adalah mengurangi ketergantungan pada impor elpiji, terlebih lagi dari total konsumsi elpiji nasional, 70 persen diperoleh dari impor. Program gasifikasi batubara atau DME dapat meningkatkan nilai tambah dari batu bara. Pembentukan dari batu bara menjadi gas atau DME merupakan proses konversi batu bara menjadi gas.
Proses gasifikasi batu bara sebenarnya tidak hanya menghasilkan dimethyl ether saja, tetapi juga bahan bakar lain dan bahan baku industri kimia. Dijelaskan dalam situs resmi Kementerian ESDM, karakteristik DME memiliki kemiripan komponen dengan elpiji.
DME terdiri atas propana dan butana, sehingga penanganan DME dapat diterapkan sesuai elpiji. DME bisa berasal dari berbagai sumber, baik bahan bakar fosil maupun yang dapat diperbaharui. Merupakan senyawa bening yang tidak berwarna, ramah lingkungan, dan tidak beracun. Selain itu, diklaim tidak merusak ozon, tidak menghasilkan particulate matter (PM) dan NOx, tidak mengandung sulfur, dan mempunyai nyala api biru.
Berat jenis DME adalah 0,74 pada 60/600 F, dan pada kondisi ruang yakni 250 C, dan 1 atm berupa senyawa stabil berbentuk uap dengan tekanan uap jenuh sebesar 120 psig (8,16 atm). Memiliki kesetaraan energi dengan LPG yang berkisar 1,58-1,76 dengan nilai kalor DME sebesar 30,5 MJ/kg, nilai kalor LPG adalah 50,56 MJ/kg.
Awalnya, dimethyl ether atau DME ini digunakan sebagai solvent, aerosol propellan, dan refrigerant. Namun saat ini sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, rumah tangga, dan genset. Dalam uji coba, efisiensi kompor elpiji berkisar 53,75-59,13 persen dan efisiensi kompor DME sekitar 64,7-68,9 persen.
Diketahui, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menyusun road map pengembangan dan pemanfaatan batubara. Programnya adalah mengoptimalisasi pemanfaatan batu bara di dalam negeri dengan penerapan teknologi ramah lingkungan (clean coal technology) hingga 2045.
Satu dari delapan program yang sudah dirancang dalam road map pengembangan dan pemanfaatan batu bara, ialah gasifikasi batu bara untuk menghasilkan methanol dan dimethyl ether.
Menurut Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Sujatmiko, gasifikasi batubara menjadi DME dilaksanakan karena kebutuhan LPG yang semakin meningkat. Saat ini, sebanyak 75-78 persen konsumsi LPG dari dalam negeri masih dipenuhi dari impor.
“Produk hilirisasi batubara berupa dimethyl ether dapat mensubstitusi LPG sedangkan methanol untuk menggantikan bahan baku industri kimia,” kata Sujatmiko sebagaimana diberitakan Kontan, Rabu (1/9).
Dalam paparannya, Sujatmiko menjelaskan bahwa pemerintah sudah menyusun gambaran tahapan dalam pengembangan batubara untuk menghasilkan methanol atau DME.
Melansir materi KESDM dalam webinar, pada 2021-2025 diharapkan Indonesia dapat memproduksi 4,56 juta ton DME, dan 7,49 juta ton methanol. Seiring dengan peningkatan gasifikasi pemenuhan DME dan methanol untuk kebutuhan bahan bakar dan industri pada 2026-2030, produksi DME akan meningkat hingga menjadi 5,91 juta ton dan methanol 10,10 juta ton.
Berlanjut hingga tahun 2031-2035, produksi Dimethyl ether akan mencapai 6 juta dan methanol 12,25 juta. Hingga pada akhirnya di 2045, produksi DME menjadi 6,15 juta ton dan methanol 14,13 juta ton.
Berita terbaru dari perkembangan DME, PT Bukit Asam (PTBA) terus memacu pengembangan proyek hilirisasi batubara menjadi dimethyl ether. Proyek ini digarap bersama dengan PT Pertamina dan Air Product and Chemical Inc.(APCI).
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Apollonius Andwie mengatakan, sejauh ini proyek ini sedang dalam pembahasan perjanjian proyek gasifikasi batubara antara PTBA, Pertamina, dan Air Products. “Proses ini dalam tahap finalisasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (23/11).
Apollonius berharap, dengan dukungan penuh dari pemerintah diharapkan tahun 2022 proyek ini sudah bisa dimulai pembuatan desain engineering detailnya.
Proyek ini disebut akan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar US$ 2,1 miliar dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun. Nantinya, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME pertahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.
Baca juga : Biofuel energy lewati target realisasi