Pengangguran-Kemiskinan Turun di Tahun 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini pengangguran-kemiskinan di tahun depan akan menurun, sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Pemerintah dan DPR RI bersepakat bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,0 – 5,5 persen dengan titik tengah 5,2 persen. Lalu, bagaimana dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut tingkat Pengangguran-kemiskinan dapat terlindungi?.
Sri Mulyani yakin jika target pertumbuhan ekonomi tercapai maka tingkat pengangguran-kemiskinan akan kembali turun.
“Dengan pertumbuhan 5,2% dengan demikian pengangguran akan bisa diturunkan lagi antara 5,5% hingga 6,3%. Kemiskinan bisa diturunkan lagi di bawah 9%. Gini ratio kita akan makin membaik artinya pemulihan ekonomi disertai dengan perbaikan dari sisi kesenjangan,” kata Sri Mulyani dilansir dari Detik.com, Kamis (9/12).
Sebelumnya Sri Mulyani juga menjelaskan, tingkat pengangguran di Indonesia melonjak menjadi 7,1 persen akibat pandemi Covid-19. Namun saat ini tingkat pengangguran sudah turun lagi ke level 6,5 persen. Sementara, jumlah pengangguran akibat Covid-19 menjadi 1,8 juta dari 2,6 juta orang.
Untuk membantu pemulihan ekonomi di tahun depan, pemerintah sudah menganggarkan belanja dalam APBN 2022 sebesar Rp 2.714 triliun. Angka itu memang lebih kecil dari anggaran belanja negara di 2021 sebesar 2.750 triliun. Dengan anggaran belanja untuk pemulihan ekonomi, diharapkan pengangguran-kemiskinan dapat menurun.
“Namun pendapatan negara kita akan makin pulih, sehingga defisit tahun depan akan menurun di 4,85%, atau mungkin lebih kecil lagi,” ucapnya.
Berbeda dengan Sri Mulyani, lembaga Riset Institute for Democratic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan tingkat kemiskinan di Indonesia berpotensi melonjak menjadi 10,81 persen. Dengan kata lain, diperkirakan pada 2022 mendatang jumlah penduduk miskin di Indonesia dapat menjadi 29,3 juta jiwa.
Hal ini dapat terjadi karena melemahnya anggaran perlindungan sosial (perlinsos). Padahal anggaran Perlinsos ini dinilai memiliki peran penting dalam menopang keluarga miskin yang terdampak pandemi.
“Namun, ketika beban krisis membuncah dan pandemi belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, alokasi anggaran perlinsos justru semakin menurun,” jelas IDEAS kepada Detik.com.
Dikatakan bahwa pada 2020, realisasi anggaran PEN Perlinsos mencapai 216,6 triliun. Sedangkan pada APBN 2021, alokasinya turun menjadi 184,5 triliun. Namun berdasarkan data terkini, pada RAPBN 2022 hanya direncanakan 153,7 triliun. Melemahnya anggaran Perlinsos berpotensi memicu semakin banyak penduduk miskin yang tidak terlindungi.
Baca juga : Startup Ideas Modal Dari 3 Jutaan