NEWS

Pengusaha India Mulai Panik Dengan Produk Indonesia

Persaingan bisnis global membuat beberapa negara mencoba membendung produk-produk dari luar negeri. Begitu juga dengan pengusaha India yang mulai panik dengan semakin merambah dan bersaingnya produk Indonesia.

Sekarang ini tidak sedikit produk Indonesia yang mulai penetrasi kepasar internasional. Bahkan beberapa produk Indonesia mulai mengancam sejumlah negara. Dari Eropa hingga negara-negara Asia Tenggara mulai khawatir produk Indonesia mendominasi.

Bukan itu saja, kini banyak negara-negara yang menjadi tujuan ekspor mulai kewalahan dengan daya saing produk Indonesia. Bahkan ada beberapa negara yang berusaha menjegal produk Indonesia dan khawatir ketergantungan dengan produk Indonesia.

Selain masalah terkait CPO dengan negara-negara Eropa, masalah otomotif dengan Filipina, dan yang terbaru adalah produk plain medium density fiber board (MDF Board) buatan dalam negeri. Produk fiber ini kini mulai mengancam industri fiber di India.

Namun keberuntungan masih berpihak ke Indonesia, pasalnya ide untuk mematok harga bea masuk anti dumping (BMAD) ditolak oleh pemerintah India. Dimana keputusan tersebut tertuang daam Office Memorendum yang telah dirilis di Directorate General of Trade Remedies (DGTR) pada 20 Juli 2021 lalu.

DGTR India mengusulkan mematok biaya BMAD sebesar US$ 22,47/CBM-USD 258,42/CBM untuk produk MDF board asal Indonesia pada 20 April 2021. Hal ini karena pengusaha India menganggap ada kerugian material pada industri fiber India.

Namun pemerintah Indonesia juga tidak tinggal diam, Kementerian Perdagangan pun mengirimkan surat yang berisi sejumlah fakta yang memperlihatkan industri dalam negeri MDF board India tidak mengalami kerugian seperti yang dimaksud Anti Dumping Agreement WTO.

MDF Board merupakan produk fiber atau olahan kayu yang terbuat dari serpihan kayu yang dipadatkan. Umumnya produk ini dijual dalam bentuk lembaran papan sebagai pengganti plywood yang akan digunakan sebagai bahan industri furniture fungsional seperti meja, kursi, dan lemari.

Sementara itu, dari data BPS menunjuka ekspor MDF Board Indonesia ke India semakin menurun dalam lima tahun kebelakang. Ekspor produk ini ke India tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu mencapai US$ 7,9 juta. Sedangkan pada titik terendah pada tahun 2020 lalu yang mencatatkan pembukuan US$ 2,2 juta.

Masih banyak produ Indonesia yang membuat panik pengusaha luar negeri. Sebelumnya keramik buatan Indonesia membikin resah Malaysia. Produkbaja Flat Rolled Product of Stainless Steel (FRPSS) juga membuat India merana dan berusaha menjegalnya.

Tak hanya itu, beberapa negara lain seperti Turki pun merasa terancam dengan produk Ban asal Indonesia. Bahkan pemerintah Turki pun menerapkan biaya masuk anti dumping sebesar 36 % untuk produk ban Indonesia.

Bahkan negara-negara Asean pun lebih sering menjegal beberapa produk Indonesia masuk ke negara tersebut. Salah satunya Vietnam yang berusaha menahan laju ekspansi beberapa produk Indonesia. negara-negara Eropa masih menjegal produk kelapa sawit asal Indonesia.

Bahkan kini negara-negara Uni Eropa semakin khawatir dengan kebijakan pemerintah terkait ekspor nikel yang tidak lagi menjual bahan baku mentah. Bahan baku baterai listrik ini telah membuat Uni Eropa kalap dengan mengadukan Indonesia ke WTO.

gus miko

simpel and woles
Back to top button